Cinta dan Kasih Sayang Orang Tua
Bentuk Cinta dan Kasih Sayang Orang
Tua Sangat banyak bentuk cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya.
Sayangnya banyak yang terjebak hanya dalam pemenuhan kebutuhan material
semata-mata. Misalnya membelikan hadiah smartphone bermerek yang harganya mahal
untuk anak-anak, mengajak jalan-jalan ke Disney Land atau Lego Land, membelikan
motor atau mobil, dan lain sebagainya. Padahal anak tidak hanya memerlukan
pemenuhan kebutuhan material saja. Mereka memiliki kebutuhan yang utuh karena
mereka adalah manusia yang utuh kejiwaannya. Di antara bentuk cinta orang tua
kepada anak-anak adalah:
1. Dengan Mendidik, Membimbing dan
Mengarahkan Salah satu bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak-anak adalah
mendidik dengan pendidikan terbaik, membimbing serta mengarahkan mereka menuju
jalan kebenaran dan kebaikan. Mencetak anak-anak menjadi generasi beriman,
bertakwa, berkualitas yang akan menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara.
Mendidik dilakukan sejak di dalam rumah, bukan saja dititipkan ke sekolah dan
madrasah. Orang tua harus membimbing dan mengarahkan anak-anak menuju surga.
Pendidikan seperti apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak selama di
rumah? Bimbingan dan pengarahan seperti apa yang sudah kita berikan kepada
anak-anak untuk kesuksesan masa depan mereka? Teladan seperti apa yang sudah
kita berikan kepada anak-anak? Hendaknya orang tua selalu berusaha memberikan
pendidikan, bimbingan, pengarahan yang terbaik untuk anak-anak.
2. Dengan Doa dan Pengharapan Orang
tua yang penuh kasih sayang akan selalu mendoakan anak-anaknya. Ayah dan ibu
harus memiliki pengharapan dan optimisme akan masa depan anak yang penuh
kejayaan dan kebahagiaan. Tidak putus-putus orang tua selalu berdoa dan
berharap untuk kesuksesan anak-anak di dunia maupun di akhirat kelak. Orang tua
tidak akan merelakan anak-anak hidup dalam kesulitan, maka mereka selalu
memanjatkan doa permohonan kepada Allah untuk anak-anak. Pada setiap usai
shalat lima waktu, tidak lupa ayah dan ibu mendoakan anak-anak agar menjadi
salih dan salihah. Pada saat bangun untuk shalat malam, ayah dan ibu mendoakan
setiap anak dan menyebut namanya dalam doa. Apalagi di saat menunaikan ibadah
haji atau umrah, ayah dan ibu mendoakan secara khusus semua anak-anaknya untuk
kebaikan mereka.
3. Dengan Kata-kata Positif Orang
tua harus sadar bahwa kata-kata adalah doa. Oleh karena itu harus selalu
memberikan kata-kata yang positif dan konstruktif saat berkomunikasi dengan
anak-anak. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata caci maki dan sampah, yang akan
berdampak melecehkan dan merendahkan martabat anak-anak. Berikan optimisme dan
semangat dengan kata-kata positif penuh inspirasi. Jangan pernah memberikan
kata-kata negatif dan intimidatif terhadap mereka karena akan menyakiti hati
dan membuat lemah semangatnya. Kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa
besarnya. Kata-kata membentuk persepsi dan motivasi. Kata-kata membentuk
pemahaman dan melahirkan perbuatan. Kata-kata juga bisa melemahkan dan
mematikan. Maka ayah dan ibu harus selalu mengontrol kata-kata agar hanya
memberikan kata-kata positif untuk anak-anak. Jika berada dalam situasi emosi
atau marah, lebih baik diam, jika tidak bisa mengontrol kata-katanya.
4. Dengan Alokasi Waktu dan
Perhatian Sesibuk apa pun orang tua harus tetap memberikan alokasi waktu dan
perhatian untuk akan-anak. Jangan sampai anak-anak merasa menjadi yatim padahal
mereka punya dua orang tua yang lengkap. Saat di rumah, ayah dan ibu harus
membersamai anak-anak, mengobrol, berbincang, bercerita, berdiskusi, bermain,
bercanda, belajar dengan anak-anak. Jangan hanya menjadi ‘orang tua’ yang
memerintah dan melarang, namun harus menjadi sahabat yang mengerti dan
memahami. Jika ayah dan ibu memiliki kesibukan kantoran yang menyita waktu dan
perhatian setiap hari, harus tetap menyiasati kesibukan itu untuk memberikan
perhatian terhadap anak-anak. Misalnya menyempatkan diri untuk tetap
berkomunikasi dengan anak-anak melalui teknologi setiap hari. Di saat libur,
bisa menyempatkan waktu khusus bersama anak-anak untuk bercengkerama. Bukan
saja jalan-jalan dan belanja, namun lebih penting lagi adalah mengobrol bersama
anak-anak.
5. Dengan Sentuhan Fisik Di antara
bentuk cinta orang tua adalah dengan sentuhan fisik. Pelukan, ciuman lembut di
kening anak, mengelus kepala, merangkul pundak, atau berjabat tangan dengan
anak, merupakan bentuk cinta yang sangat mudah dirasakan oleh anak-anak.
Sebaliknya, pukulan, tamparan, tendangan dari orang tua, akan mudah dirasakan
sebagai kebencian yang akan dihadapi oleh anak dengan kebencian pula. Sentuhan
fisik yang lembut setiap hari, akan membuat anak merasa nyaman dan diterima.
Ini akan memberikan suasana kondusif bagi mereka untuk berkembang dalam
kebaikan. Jika anak-anak terbiasa berada dalam tekanan kekerasan fisik, akan
memunculkan trauma dan pemberontakan terhadap orang tua. Mereka akan bersikap
memusuhi orang tua sehingga tidak jarang lebih memilih pergi meninggalkan rumah
untuk hidup bebas di jalan bersama teman-teman yang senasib seperti mereka.
Maka berikan hanya sentuhan kelembutan yang dilakukan dengan penuh cinta dan
kasih sayang. Ini menjadi bekal spiritual yang luar biasa besarnya bagi
kebaikan anak-anak hingga mereka dewasa kelak.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/pakcah/orang-tua-penuh-cinta-seperti-apa_5535a6406ea8347914da4324