Selasa, 12 Januari 2016
Membangun transportasi publik yang efisien, efektif dan manusiawi
JAKARTA – Antrian panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Jalan Pemuda Jakarta Timur terus terjadi sepanjang hari. Antrian yang terus memanjang mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi BBG dampak adanya pengalihan konsumen, hal ini menunjukkan pengalihan konsumsi BBM ke kegiatan yang lebih produktif berdampak positif bagi program konversi BBM ke BBG khususnya sektor transportasi.
Daian supir Bajaj Bahan Bakar Gas (BBG) asal Indramayu, Jawa Barat, kini mulai beralih menggunakan BBG. Bajaj berwarna khas biru ini memilik dual sistem, satu menggunakan bahan bakar minyak dari jenis premium dan satu lagi menggunakan bahan bakar gas jenis CNG. Sebagian besar supir Bajaj rekan-rekan sejawat Daian, selama ini lebih banyak menggunakan premium sebagai bahan bakar namun kini mereka harus berpikir ulang kembali untuk menggunakannya, karena harga yang mahal.
“Kalau beli premium 10 liter per hari, karena tangkinya sedikit beli dua kali masing 5 liter, dengan harga sekarang Rp 85.000, kalau beli gas penuh itu cuma Rp 17.000, dua kali ngisi jadi Rp 34.000, jelas lebih murah gas,” ujar Daian.
“Kalau beli premium, ga bakalan dapet untung, semua habis buat bahan bakar,” tambah Daian.
Pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar selain lebih hemat, juga lebih ramah lingkungan, namun demikian program konversi BBM ke Gas ini seperti jalan ditempat. Dengan adanya pengalihan subsidi BBM yang berdampak naiknya harga BBM Bersubsdi diharapkan dapat menjadi pemicu percepatan program konversi BBM ke BBG.
Untuk mempercepat program konversi BBM ke Gas pemerintah khususnya disektor tranportasi, KESDM c.q. Ditjen Migas telah melaksanakan, Pembangunan 16 SPBG CNG & 3 Ruas Pipa Distribusi, Pembangunan 4 SPBG di Palembang (Tahun 2011), Pembangunan 4 SPBG di Jawa Timur (Tahun 2012), Pembangunan 2 SPBG di Balikpapan (Tahun 2013), Pembangunan 3 SPBG di Jabodetabek (Tahun 2013), Pembangunan 3 ruas pipa Distribusi di Jabodetabek (Tahun 2013),
Selain pembangunan SPBG dan infrastruktur pendukungnya, telah pula dibangun 2 unit Bengkel Percontohan Kendaraan BBG 1 Bengkel di Gresik (Tahun 2012) dan Pembangunan 1 Bengkel di Jakarta (Tahun 2012).Pemerintah telah pula memasangankan Konverter Kit sebanyak 1950 untuk CNG & 1550 untuk LGV pada tahun 2010, 200 C/K CNG dan 300 C/K LGV pada tahun 2011, kemudian 500 C/K CNG dan 500 C/K LGV pada tahun 2012 dan pemasangan 1250 C/K CNG, 750 C/K LGV pada tahun 2013. (SF)
sumber: http://www.esdm.go.id/berita/40-migas/7007-supir-bajaj-bbg--kami-ganti-bahan-bakar-gas-.html
Minggu, 03 Januari 2016
Upacara Adat Perkawinan Lokal
Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Hubungan cinta kasih wanita dengan pria, setelah melalui proses dan pertimbangan , biasanya dimantapkan dalam sebuah tali perkawinan, hubungan dan hidup bersama secara resmi selaku suami istri dari segi hukum, agama dan adat..Di Jawa seperti juga ditempat lain, pada prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta.Itu merupakan hal yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi karena dijodohkan orang tua yang terjadi dimasa lalu.Sementara orang-orang tua zaman dulu berkilah melalui pepatah : Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa.
Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan mempertemukan dua buah keluarga besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang berkasihan akan memberitahu keluarga masing-masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang cocok dan ideal untuk dijadikan suami/istrinya.
Bibit, Bebet, Bobot
Secara tradisional, pertimbangan penerimaan seorang calon menantu berdasarkan kepada bibit, bebet dan bobot.
Bibit :artinya mempunyai latar kehidupan keluarga yang baik.Biasanya setelah kedua belah pihak orang tua atau keluarga menyetujui perkawinan, maka dilakukan langkah-langkah selanjutnya, menurut kebiasaan adalah sebagai berikut :
Bebet : calon penganten, terutama pria, mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Bobot : kedua calon penganten adalah orang yang berkwalitas, bermental baik dan berpendidikan cukup.
Pinangan
Biasanya yang melamar adalah pihak calon penganten pria.Pada masa lalu, orang tua calon penganten pria mengutus salah seorang anggota keluarganya untuk meminang. Tetapi kini, untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak wanita . Bila sudah diterima, langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan.
Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi :
Tanggal dan hari pelaksanaan perkawinan, ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik.Kalau hari pernikahan sudah ditentukan, upacara lain yang terkait seperti : peningsetan, siraman, midodareni, panggih , resepsi dll, tinggal disesuaikan.
Tidak kurang penting adalah pemilihan seorang pemaes, juru rias penganten tradisional.Dalam upacara perkawinan tradisional, peran seorang perias temanten sangat besar, karena dia beserta asisten-asistennya akan membimbing, paling tidak memberitahu seluruh pelaksanaan upacara, lengkap dengan sesaji yang diperlukan.Seorang pemaes yang kondang, mumpuni dan ahli dalam bidangnya ,biasanya juga punya jadwal yang ketat, karena laris, diminta merias dibanyak tempat, terlebih dibulan-bulan baik menurut perhitungan kalender Jawa. Oleh karena itu, perias temanten harus dipesan jauh hari.
Perlu diprioritaskan pula pemilihan tempat untuk pelaksanaan upacara perkawinan itu. Misalnya dimana tempat akad nikah, temu manten dan resepsinya. Apakah akan dilaksanakan dirumah, disebuah gedung pertemuan atau dihotel.
Dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa, pihak calon penganten wanita secara resmi adalah yang punya gawe, pihak pria membantu.Bagaimana pelaksanaan upacara perkawinan , apakah sederhana, sedang-sedang saja atau pesta besar yang mengundang banyak tamu dan lengkap dengan hiburan, secara realitas itu tentu tergantung kepada anggaran yang tersedia. Pada saat ini kedua pihak sudah lebih terbuka membicarakan budget tersebut.
Kesibukan dirumah calon penganten putri
Yang lebih sibuk memang pihak orang tua calon penganten wanita. Hal-hal yang mesti dilakukan adalah :
- Mengundang
keluarga terdekat untuk membicarakan dan menyiapkan seluruh proses
perkawinan.Secara tradisi dibentuk sebuah panitya yang terdiri dari
anggota keluarga dan kenalan dekat dan masing-masing mempunyai tugas
yang jelas.Hal yang penting pula adalah penunjukkan pihak yang
bertanggungjawab tentang konsumsi, Catering mana yang akan
ditunjuk.Penunjukkan catering berdasarkan pengalaman penting sekali,
harus yang baik dan bertanggungjawab dan servicenya memuaskan.
Pada masa kini, dengan pertimbangan praktis,ada keluarga yang punya hajat,menunjuk seluruh pelaksanaan upacara diserahkan kepada Event Organizer yang profesional.
Mungkin penunjukan Event Organizer dimaksud supaya tidak merepotkan keluarga yang lain, ada baiknya. Tetapi perlu diingat bahwa upacara perkawinan tradisional itu adalah juga sebuah acara untuk keluarga, menyangkut segi sosial, dimana para tamu selain hadir untuk memberi selamat kepada kedua temanten , juga untuk mempererat persaudaraan dan persahabatan antara pihak pengundang dan yang diundang.Pada banyak kejadian,sebuah upacara perkawinan tradisional yang dikendalikan sepenuhnya oleh Event Organizer terasa kaku , meski mereka melaksanakan benar sesuai prosedur langkah-langkah yang dilaksanakan. Yang hilang dari upacara itu adalah “roh” dari upacara ritual tersebut.
Oleh karena itu, beberapa pelestari budaya Jawa yang mau mengerti “segi kepraktisan zaman “ berpendapat sebaiknya untuk pelaksanaan hal-hal inti, meski ada Event Organizer, tetap harus ada anggota keluarga yang terlibat. Bagaimanapun , keluarga yang punya gawe harus membentuk panitya kecil praktis yang mampu mengarahkan dan membantu dan kalau perlu meluruskan kerja para personil Event Organizer tersebut. - Pemasangan Bleketepe dan Tarub
Sehari sebelum upacara perkawinan, rumah orang tua mempelai wanita dipasangi tarub dan bleketepe dipintu masuk halaman depan.Dibuat gapura yang dihiasi tarub yang terdiri dari berbagai tuwuhan ,yaitu tanaman dan dedaunan yang punya arti simbolis.
Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang.
Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat.Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya.
Sepasang tebu wulung, pohon tebu yang berwarna kemerahan, merupakan simbol mantapnya kalbu, pasangan baru ini akan membina dengan sepenuh hati keluarga mereka.
Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencangnya-kuatnya pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta.
Berbagai macam dedaunan segar seperti : beringin, mojokoro,alang-alang,dadap srep, merupakan harapan supaya pasangan ini hidup dan tumbuh dalam keluarga yang selalu selamat dan sejahtera.
Anyaman daun kelapa yang dinamakan bekletepe digantungkan digapura depan rumah, ini dimaksudkan untuk mengusir segala gangguan dan roh jahat dan sekaligus menjadi pertanda bahwa dirumah ini sedang dilakukan upacara perkawinan.
Sesaji khusus diadakan sebelum pemasangan tarub dan bekletepe, yang terdiri dari : nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan termasuk pisang dan kelapa, berbagai macam lauk pauk,kue-kue, minuman, bunga, jamu, tempe, daging kerbau, gula kelapa dan sebuah lentera.
Sesaji ini melambangkan permohonan supaya mendapatkan berkah dari Tuhan, Gusti dan restu dari para leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk menolak goda mahluk-mahluk halus jahat.
Sesaji ditempatkan dibeberapa tempat dimana prosesi upacara perkawinan dilaksanakan seperti didapur, kamar mandi, pintu depan, dibawah tarub, dijalan dekat rumah dll.
Upacara-upacara sebelum pernikahan
Siraman
Siraman dari asal kata siram ,artinya mandi. Sehari sebelum pernikahan, kedua calon penganten disucikan dengan cara dimandikan yang disebut Upacara Siraman. Calon penganten putri dimandikan dirumah orang tuanya, demikian juga calon mempelai pria juga dimandikan dirumah orang tuanya.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk Siraman :
- Persiapan tempat untuk siraman, apakah dilakukan dikamar mandi atau dihalaman rumah belakang atau samping.
- Daftar orang-orang yang akan ikut memandikan. Sesuai tradisi selain kedua orang tua temanten, eyang temanten , beberapa pinisepuh . Yang diundang untuk ikut memandikan adalah mereka yang sudah sepuh, sebaiknya sudah punya cucu dan punya reputasi kehidupan yang baik.
- Sejumlah barang yang diperlukan seperti : tempat air, gayung, kursi, kembang setaman, kain, handuk, kendi dsb.
- Sesaji untuk siraman, ada lebih dari sepuluh macam, diantaranya adalah seekor ayam jago.
- Pihak keluarga penganten putri mengirimkankan sebaskom air kepada pihak keluarga penganten pria. Air itu disebut air suci perwitosari artinya sari kehidupan, yaitu air yang dicampur dengan beberapa macam bunga,yang ditaruh dalam wadah yang bagus , untuk dicampurkan dengan air yang untuk memandikan penganten pria.
- Pihak terakhir yang memandikan penganten adalah pemaes, yang menyirami calon penganten dangan air dari sebuah kendi. Ketika kendi telah kosong, pemaes atau seorang pinisepuh yang ditunjuk, membanting kendi dilantai sambil berkata : Wis pecah pamore.artinya calon penganten yang cantik atau gagah sekarang sudah siap untuk kawin.
- Upacara siraman selesai dan calon penganten dengan memakai kain batik motif grompol dan ditutupi tubuhnya dengan kain batik motif nagasari, dituntun kembali keruang pelaminan.Calon temanten putri akan dikerik oleh pemaes.
Upacara Ngerik
Ngerik artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes.Rambut penganten putri dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa wangi. Perias mulai merias calon penganten . Wajahnya dirias dan rambutnya digelung sesuai dengan pola upacara perkawinan yang telah ditentukan.
Sesudah selesai, penganten didandani dengan kebaya yang bagus yang telah disiapkan dan kain batik motif sidomukti dan sidoasih, melambangkan dia akan hidup makmur dan dihormati oleh sesama.
Malam itu, ayah dan ibu calon mempelai putri memberikan suapan terakhir kepada putrinya, karena mulai besok, dia sudah berada dibawah tanggung jawab suaminya.
Sesaji untuk ngerik sama dengan sesaji siraman. Jadi untuk praktisnya, seluruh sesaji siraman dibawa masuk kekamar pelaminan dan menjadi sesaji untuk ngerik.
Upacara Midodareni
Pada upacara midodareni yang berlangsung dimalam hari sebelum Ijab dan Temu Manten/Panggih di keesokkan harinya, kedua orang tua calon mempelai pria beserta calon mempelai pria, diantar oleh keluarga dekatnya, berkunjung kerumah orang tua calon mempelai putri.
Calon mempelai putri setelah dirias dikamar pelaminan, nampak cantik sekali bagai widodari, bidadari, dewi dari kahyangan.
Sesuai kepercayaan kuno, malam itu mempelai putri ditemani oleh beberapa dewi cantik dari kahyangan. Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam 6/enam sore sampai tengah malam.Beberapa ibu sepuh menemani dan memberikan nasihat-nasihat berharga.
Keluarga calon mempelai pria yang wanita, yang datang dimalam midodareni, boleh menengok calon mempelai wanita yang sudah didandani cantik, siap untuk nikah esok harinya.
Sesuai adat, dikamar pelaminan ada sesaji khusus untuk upacara midodareni, ada sebelas macam makanan dan barang; selain itu ada 7/tujuh macam barang yang lain .
Upacara diluar kamar pelaminan
Dimalam midodareni, orang tua dan keluarga calon penganten putri, menerima kunjungan dari orang tua dan keluarga dari calon penganten pria. Mereka duduk didalam rumah, saling berkenalan dan bersantap bersama. Calon penganten pria juga datang, tetapi dia tidak boleh masuk rumah dan hanya boleh duduk diserambi depan rumah. Diapun hanya disuguhi segelas air minum, tidak boleh makan atau minum yang lain.Ini konon untuk melatih kesabaran seorang suami dan kepala keluarga.
Srah-srahan atau Peningsetan
Dalam upacara midodareni, bisa dilakukan srah-srahan atau peningsetan.( Pada zaman dulu, peningsetan dilakukan sebelum malam midodareni). Orang tua dan keluarga calon penganten pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon penganten wanita.
Peningsetan dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya komitmen akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua pihak dan para orang tua penganten akan menjadi besan.
Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang harapan tulus supaya mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakaian untuk penganten wanita , termasuk beberapa kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen, ikat pinggang kain putih yang besar dan panjang, sebagai pertanda kuatnya tekad.Beberapa hasil bumi a.l. beras, gula, garam, minyak goreng, buah-buahan dlsb sebagai pralambang hidup kecukupan dan sejahtera bagi keluarga baru..
Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai.
Pada kesempatan ini, pihak calon mempelai pria menyerahkan sejumlah uang, sebagai sumbangan untuk pelaksanaan upacara perkawinan.Ini hanya formalitas belaka, karena urunan uang sudah diberikan jauh hari sebelumnya.
Sesudah bersantap bersama dan saling berkenalan, seluruh keluarga rombongan orang tua temanten pria berpamitan untuk pulang. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk besok yaitu pelaksanaan upacara perkawinan yang penting termasuk pernikahan secara agama, Upacara adat temu manten dsb.
Catatan : Menurut adat perkawinan Surakarta, sewaktu rombongan tamu berpamitan pulang, pihak tuan rumah memberikan angsul-angsulan , berupa buah-buahan, kue-kue dan seperangkat pakaian temanten pria yang akan dipakai besok. Pada adat perkawinan gaya Yogyakarta, tidak ada angsul-angsulan.
Nyantri
Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia ditinggal dirumah calon mertuanya.Tentu nyantri sebelumnya sudah dibicarakan dan disetujui kedua pihak. Begini tata caranya : Orang tua calon mempelai pria melalui jurubicara keluarga mengatakan kepada orang tua calon mempelai wanita, bahwa calon mempelai pria tidak diajak pulang dan menyerahkan tanggung jawab kepada orang tua calon mempelai putri.
Setelah keluarganya pulang, ditengah malam dia dipersilahkan masuk rumah untuk makan, tidak boleh ketemu calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk beristirahat.
Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab kabul/pernikahan. Juga untuk keamanan pernikahan, kedua calon mempelai sudah berada disatu tempat
Pelaksanaan Ijab
Ijab adalah hal paling penting untuk melegalisir sebuah perkawinan. Ijab atau perkawinan dilaksanakan sesuai dengan agama yang dianut kedua penganten, bisa Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu.
Kini, warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perkawinannya juga diakui sah oleh negara sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Persiapan untuk pernikahan/ Ijab, harus benar-benar cermat, supaya lancar dan aman.
Sesudah Ijab selesai, artinya temanten sudah sah sebagai suami istri. Tentu hati rasanya “plong”, orang tua dan keluarga kedua pihak juga lega.
Upacara Panggih atau Temu Penganten.
Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu Penganten dilaksanakan dirumah orang tua penganten putri.
Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria diantar oleh saudara-saudaranya kecuali kedua orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam upacara ini, tiba didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah. Sementara itu, pengantin wanita dengan dikawal saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, menyongsong kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti dipintu rumah depan
Didepan pengantin wanita, dua gadis kecil yang disebut patah membawa kipas. Dua anak laki-laki muda atau dua orang ibu, masing-masing membawa sebuah rangkaian bunga khusus yang namanya kembar mayang.Seorang ibu pengiring pengantin pria maju dan memberikan Sanggan kepada ibu pengantin putri sebagai tanda penghormatan untuk penyelenggaraan upacara perkawinan. Sanggan itu berupa buah pisang yang dibungkus rapi dengan daun pisang dan ditaruh diatas nampan.
Pada waktu upacara panggih, kembar mayang dibawa keluar rumah dan dibuang diperempatan jalan dekat rumah atau didekat berlangsungnya upacara perkawinan, maksudnya supaya upacara berjalan selamat dan tidak ada gangguan apapun dan dari pihak manapun.
Balangan suruh
Kedua penganten bertemu dan berhadapan langsung pada jarak sekitar dua atau tiga meter, keduanya berhenti dan dengan sigap saling melempar ikatan daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang. Ini yang disebut ritual balangan suruh.
Kedua penganten dengan sungguh-sungguh saling melempar sambil tersenyum, diiringi kegembiraan semua pihak yang menyaksikan. Menurut kepercayaan kuno, daun sirih punya daya untuk mengusir roh jahat. Sehingga dengan saling melempar daun sirih, kedua pengantin adalah benar-benar pengantin sejati, bukan palsu.
Ritual Wiji Dadi
Penganten pria menginjak sebuah telur ayam kampung hingga pecah dengan telapak kaki kanannya, kemudian kaki tersebut dibasuh oleh penganten putri dengan air kembang.
Pralambang nya : rumah tangga yang dipimpin seorang suami yang bertanggung jawab dengan istri yang baik, tentu menghasilkan hal yang baik pula termasuk anak keturunan.
Ritual memecah telur ini ada versi lain dari Yogyakarta, pelaksanaannya sebagai berikut :
Pengantin pria dan wanita berdiri berhadapan tepat. Telapak kaki kanan mempelai pria dibasuh dengan air kembang oleh mempelai putri dengan sikap jongkok. Perias temanten sebagai pembimbing upacara, memegang telur ayam kampung itu ditangan kanannya.Ujung telur tersebut oleh perias ditempelkan pada dahi pengantin pria dan kemudian pada dahi pengantin wanita.Kemudian telur itu dipecah oleh perias diatas tumpukan bunga yang berada diantara kedua pengantin Ini penggambaran kedua pengantin sudah mantap dalam satu pikiran, sadar saling kasih membina rumah tangga yang bahagia sejahtera dan menghasilkan anak keturunan yang baik-baik
Ritual Kacar Kucur atau Tampa Kaya.
Sepasang pengantin dengan bergandengan dengan jari kecilnya berjalan menuju depan krobongan, tempat dimana upacara tampa kaya diadakan.Upacara kacar kucur ini menggambarkan : suami memberikan seluruh penghasilannya kepada istri. Dalam ritual ini suami memberikan kepada istri : kacang, kedelai, beras, jagung, nasi kuning, dlingo bengle, beberapa macam bunga dan uang logam dengan jumlah genap.Istri menerima dengan segenap hati dengan selembar kain putih yang ditaruh diatas selembar tikar tua yang diletakkan diatas pangkuannya. Artinya istri akan menjadi ibu rumah tangga yang baik dan berhati-hati
Catatan : Pada masa dulu, ritual tampa kaya , dhahar kembul dll, memang dilakukan didepan krobongan yang ada disenthong tengah ( Ruang tengah rumah kuno yang biasa dipakai untuk melakukan sesaji). Pada masa kini, ritual tersebut tetap diadakan meskipun upacara perkawinan diadakan digedung pertemuan atau hotel. Dekorasi dibelakang kursi temanten adalah ukiran kayu yang berbentuk krobongan. Ini untuk mengikuti perkembangan zaman dan sekaligus tetap melestarikan tradisi.
Ritual Dhahar Klimah atau Dhahar Kembul
Dengan disaksikan orang tua pengantin putri dan kerabat dekat, sepasang pengantin makan bersama, saling menyuapi. Mempelai pria membuat tiga kepal nasi kuning dengan lauknya berupa telor goreng,tempe, kedelai, abon, ati ayam. Lalu ia menyuapkan kepada istrinya, sesudah itu ganti sang istri menyuapi suaminya, diakhiri dengan minum teh manis bersama. Ini melambangkan bahwa mulai saat ini keduanya akan mempergunakan dan menikmati bersama apa yang mereka punyai.
Mertui atau Mapag Besan
Kedua orang tua pengantin putri menjemput kedua orang tua pengantin pria didepan rumah ( untuk perkawinan digedung menjemputnya didepan ruangan tempat berlangsungnya acara ritual) dan mempersilahkan mereka masuk rumah/ ruangan tempat upacara, selanjutnya mereka berjalan bersama menuju ketempat upacara. Ibu-ibu berjalan didepan, bapak-bapak mengiringi dari belakang. Kedua orang tua pengantin pria didudukkan sebelah kiri pengantin, orang tua pengantin putri duduk disebelah kanan penganten.
Upacara Sungkeman
Sepasang pengantin melakukan sungkem kepada kedua belah pihak orang tua. Mula-mula kepada orang tua pengantin wanita kemudian kepada orang tua pengantin pria. Sungkem adalah merupakan bentuk penghormatan tulus kepada orang tua dan pinisepuh.
Pada waktu sungkem ( menghormat dengan posisi jongkok , kedua telapak tangan menyembah dan mencium lutut yang di-sungkemi), keris yang dipakai pengantin pria dilepas dulu dan dipegangi oleh perias, sesudah selesai sungkem , keris dikenakan kembali.
Orang tua dengan haru menerima penghormatan berupa sungkem dari putra putrinya dan pada waktu yang bersamaan juga memberikan restunya supaya keduanya menempuh hidup rukun, sejahtera. Tanpa mengucapkan kata-kata itu, sebenarnya para orang tua pengantin sudah memberikan restu yang dilambangkan dari kain batik yang dikenakan yang polanya truntum , artinya punyailah rejeki yang cukup selama hidup. Kedua orang tua juga menggunakan ikat pinggang besar yang namanya sindhur dengan pola gambar dengan garis yang melekuk-lekuk, artinya orang tua mewanti-wanti kedua anaknya supaya selalu bertindak hati-hati, bijak dalam menjalani kehidupan nyata didunia ini.
Ritual lain
Upacara-upacara diatas adalah tradisi yang berlaku di Yogyakarta, didaerah Surakarta dan lainnya masih ada tambahan ritual yang lain.
Sindhur Binayang
Sesudah ritual Wiji Dadi, ayah pengantin putri berjalan didepan kedua temanten menuju ke kursi pengantin didepan krobongan, sedangkan ibu pengantin putri berjalan dibelakang kedua temanten, sambil menutupi pundak kedua pengantin dengan kain sindhur. Ini melambangkan , sang ayah menunjukkan jalan menuju ke kebahagiaan, sang ibu mendukung.
Timbang
Kedua penganten bersama-sama duduk dipangkuan ayahanda pengantin putri. Sesudah menimbang-nimbang sejenak, ayahanda berkata : Sama beratnya, artinya ayah mencintai keduanya , sama , tidak dibedakan.
Tanem
Selanjutnya, ayah mendudukkan sepasang pengantin dikursi mahligai perkawinan. Itu untuk memperkuat persetujuannya terhadap perkawinan itu dan memberikan restunya.
Bubak Kawah
Ayah pengantin putri, sesudah upacara Panggih, minum rujak degan/ kelapa muda didepan krobongan. Istrinya bertanya : Bagaimana Pak rasanya? Dijawab : Wah segar sekali, semoga orang serumah juga segar. Lalu istrinya ikut mencicipi minuman tersebut sedikit dari gelas yang sama, diikuti anak menantu dan terakhir pengantin wanita. Ini merupakan perlambang permohonan supaya pengantin segera dikaruniai keturunan.
Tumplak Punjen
Ritual ini dilakukan oleh orang tua yang mengawinkan putrinya untuk terakhir kali. Tumplak artinya menuang atau memberikan semua, punjen adalah harta orang tua yang telah dikumpulkan sejak mereka berumah tangga.
Dalam ritual ini, orang tua yang berbahagia, didepan krobongan, memberikan miliknya( punjen) kepada semua anak-anak dan keturunannya. Secara simbolis kepada masing-masing diberikan sebuah bungkusan kecil yang berisi bumbu-bumbu,nasi kuning,uang logam dari emas, perunggu dan tembaga dll.
Dengan mengadakan tumplak punjen, orang tua ingin memberi teladan kepada anak keturunannya,bahwa mereka sudah purna tugas dan supaya generasi penerus selalu menyukuri karunia Tuhan dan mampu melaksanakan tugas hidupnya dengan baik dan benar.
Tukar Kalpika
Pengantin melakukan tukar cincin sebagai tanda kasih dan keterikatan suami istri yang sah.
Resepsi Perkawinan
Sesudah seluruh rangkaian upacara perkawinan selesai, dilakukan resepsi, dimana kedua temanten baru, dengan diapit kedua belah pihak orang tua, menerima ucapan selamat dari para tamu.
Dalam acara resepsi, hadirin dipersilahkan menyantap hidangan yang sudah disediakan, sambil beramah tamah dengan kerabat dan kenalan. Ada kalanya, sebelum resepsi dimulai, diadakan pementasan fragmen tari Jawa klasik yang sesuai untuk perkawinan seperti fragmen Pergiwo Gatotkaca atau tari Karonsih, yang melukiskan hubungan cinta kasih wanita dan pria.
Upacara Perkawinan di Karaton
Tidak bisa dipungkiri bahwa karaton-karaton di Jawa, terutama Yogyakarta dan Surakarta merupakan sumber dan benteng budaya Jawa yang masih eksis dan tetap aktif melestarikan warisan budaya leluhur.Pada masa kini, upacara perkawinan adat di karaton dan luar karaton, pada intinya sama. Hanya saja di Karaton masih ada lagi ritual yang biasanya tidak dilakukan diluar , antara lain:
Ngapeman
Dikaraton Ngayogyakarta, sebelum malam midodareni, Sri Sultan Hamangubuwono X dan permaisuri dibantu oleh beberapa putri karaton dan wanita abdi dalem, membuat kue apem di Bangsal Keputren.
Tantingan
Sri Sultan Hamangkubuwono X didampingi permaisuri, sebelum pelaksanaan Ijab, menanyakan kepada putrinya yang akan menikah, apakah benar-benar menghendaki untuk dinikahkan dengan calon mempelai pria.
Kelompok “edan-edanan”
Sewaktu prosesi perkawinan di Karaton Surakarta dan Yogyakarta, yaitu ketika pengantin dan rombongan pengiring berjalan menuju kekursi tempat resepsi perkawinan, barisan iring-iringan dipimpin oleh seorang Suba Manggala sebagai cucuk lampah, pembuka jalan terdepan yang melangkahkan kaki dengan gerak tari mengikuti iringan gamelan. Dibelakang pengantin yang bergandengan tangan dan berjalan anggun, berjalan dua gadis kecil yang disebut patah dengan dandanan cantik. Diikuti beberapa penari berpakaian bagus-bagus sambil menari menghibur hadirin.Dibelakangnya adalah bapak ibu kedua mempelai dan para saudara mempelai. Pada prosesi pengantin di karaton Jogja dan Solo, masih ada rombongan tambahan, yaitu kelompok “edan-edanan” ( edan artinya gila), yang terdiri dari beberapa orang cebol, berbadan tidak normal dengan riasan aneh-aneh dan mencolok dan menari dengan gerakan lucu.
Kelompok edan-edanan ini untuk tolak bala, mengusir semua gangguan berujud apapun termasuk roh jahat
Disengker.
Calon mempelai di karaton, beberapa hari sebelumnya diharuskan sudah berada dilingkungan karaton dan tidak boleh keluar,istilahnya disengker.
sumber : http://jagadkejawen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7&Itemid=7&lang=id
lagu yang bertema indonesia
Pee Wee Gaskins - 'Dari Mata Sang Garuda'
Pee Wee Gaskins juga sempat menciptakan lagu dengan tema nasionalisme. Lagu tersebut bertajuk 'Dari Mata Sang Garuda'. Lagu penuh semangat yang dibumbui dengan musik kekinian dari Dochi Cs justru jadi sentuhan lain. Lagu yang masuk dalam album 'Ad Astra Per Aspera' (2010) itu pun sukses mencuri perhatian di era 2000-an.
Pee Wee Gaskins juga sempat menciptakan lagu dengan tema nasionalisme. Lagu tersebut bertajuk 'Dari Mata Sang Garuda'. Lagu penuh semangat yang dibumbui dengan musik kekinian dari Dochi Cs justru jadi sentuhan lain. Lagu yang masuk dalam album 'Ad Astra Per Aspera' (2010) itu pun sukses mencuri perhatian di era 2000-an.
Coba berdiri di puncak gunung tertinggiTak sadarkah semua t'lah kita miliki
Dari mata sang garudaMemandang luas dari langit yang tinggiBersatulah untuk
IndonesiaKobarkan semangatmuKan ku bela sampai habis nafaskuJangan pernah menyerahSudah terlalu lama kita terlelapBangkit dan raih semua mimpi
Jangan lupakan darah dan keringatPemuda pemudi sebelum kitaTak kan tergantikan segala hartaJangan biarkan mereka mencuriSegala semua dari leluhur kitaBuka mata, hati, dan telingaSebelum semuanya sirna
Dari mata sang garudaMemandang luas dari langit yang tinggiBersatulah untuk
IndonesiaKobarkan semangatmuKan ku bela sampai habis nafaskuJangan pernah menyerahSudah terlalu lama kita terlelapBangkit dan raih semua mimpi
Indonesia dengarlah suarakuKan ku bawa sampai akhir langkahkuJangan pernah menyerahSudah terlalu lama kita terlelapMerah putih kan s'lalu di hati
Dari mata sang garudaMemandang luas dari langit yang tinggiBersatulah untuk
IndonesiaKobarkan semangatmuKan ku bela sampai habis nafaskuJangan pernah menyerahSudah terlalu lama kita terlelapBangkit dan raih semua mimpi
Jangan lupakan darah dan keringatPemuda pemudi sebelum kitaTak kan tergantikan segala hartaJangan biarkan mereka mencuriSegala semua dari leluhur kitaBuka mata, hati, dan telingaSebelum semuanya sirna
Dari mata sang garudaMemandang luas dari langit yang tinggiBersatulah untuk
IndonesiaKobarkan semangatmuKan ku bela sampai habis nafaskuJangan pernah menyerahSudah terlalu lama kita terlelapBangkit dan raih semua mimpi
Indonesia dengarlah suarakuKan ku bawa sampai akhir langkahkuJangan pernah menyerahSudah terlalu lama kita terlelapMerah putih kan s'lalu di hati
Tukang Catut (Makelar)
1.
Definisi
Makelar disebut Broker. Makelar adalah perantara
yang atas nama orang lain (pemberi kuasa) mencarikan barang bagi pembeli dan
atau menjual barang. Makelar mengadakan
perjanjian-perjanjian atas nama mereka dalam penjualan atau pembelian suatu
barang. Makelar tidak ikut bertanggung jawab atas penyerahan barang dan
pembayarannya. Tugasnya hanya memungkinkan penjual dan pembeli mengadakan
perjanjian jual beli sendiri. Balas jasa makelar disebut provisi atau kurtase.
Makelar memperoleh kurtase dari pembeli, penjual atau keduanya. Contoh makelar
adalah makelar tanah dan sepeda motor.“Makelar” secara khusus diatur dalam
Bagian Kedua Kitab Undang-undang Hukum Dagang (“KUHD”),
yakni dari Pasal 62 KUHD sampai dengan Pasal 73 KUHD.
• Pengertian “makelar” ditegaskan
di dalam
Pasal
62 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang(“KUHD”)
• Makelar adalah seorang pedagang-perantara
yang diangkat oleh Presiden atau oleh pejabat yang
oleh Presiden telah dinyatakan berwenang untuk itu. Ia menyelenggarakan
perusahaannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana termaktub dalam
pasal 64, seraya mendapat upahan atau provisi tertentu, atas amanat dan nama
orang-orang dengan siapa ia tak mempunyai sesuatu hubungan yang tetap.
• Sebelum diperbolehkan melakukan pekerjaannya,
ia harus bersumpah dimuka Pengadilan Negeri yang
mana ia termasuk dalam daerah hukumnya, bahwa ia dengan tulus hati akan
menunaikan segala kewajiban yang dibebankan kepadanya.”
• Pasal 64 KUHD menjelaskan lebih
lanjut
mengenai
pekerjaan makelar, sebagai berikut:
• “Pekerjaan makelar ialah: melakukan
penjualan dan pembelian bagi majikannya akan barang-barang
dagangan dan lainnya, kapal-kapal, andil-andil dalam dana umum dan efek-efek
lainnya, obligasi-obligasi, suratsurat wesel, surat-surat order dan surat-surat
dagang lainnya, pula untuk menyelenggarakan perdiscontoan, pertanggungan,
perutangan dengan jaminan kapal dan pencarteran kapal, perutangan uang atau
lainnya.
2.
Kesimpulannya:
• Makelar adalah
perantara dengan tugas menutup persetujuan jual dan beli atas perintah dan atas
nama orang – orang (prinsipal) dengan siapa ia tidak mempunyai hubungan kerja
yg tetap.
• INGAT !!
• Kewajiban Makelar hanyalah menutup perjanjian
jual beli bagi prinsipalnya.
• Akan tetapi kewajiban penyerahan
barang yg diperjual-belikan atau kewajiban pembayaran barangnya tetap di tangan
prinsipalnya.
Contoh:
•
Seorang makelar A menjual barang-baranguntuk dan atas nama prinsipalnya (B)
kepada C.
•
Persetujuan jual beli dilakukan antara A dan C.
• Tetapi, karena A berposisi makelar B,
maka B langsung terikat pada C dan sebaliknya.
• Apabila terjadi wanprestasi atas
penyerahan barangnya atau pembayarannya, maka gugatan harus dilakukan langsung
oleh B dan C.
• A tidak terlibat.
3.
Kekhususan
Makelar
• Kekhususan seorang makelar sbg seorang
perantara adalah adanya syarat pengangkatan dalam Ps. 62 KUHD oleh pejabat
negara yg berwenang.
• Ada beberapa pendapat tentang siapa
pejabat negara yg berhak mengangkat makelar.
–
Menteri Kehakiman (mnrt Soekardono)
– Presiden RI
(mnrt Subekti)
Makelar harus
diangkat resmi lalu disumpah
•
Pengangkatan makelar dapat bersifat umum dan bersifat terbatas (Ps. 65 KUHD)
• Makelar dilarang berdagang untuk kepentingannya
sendiri dlm cabang atau cabang2 perniagaan yg dikerjakannya untuk prinsipalnya.
•
Makelar adalah suatu profesi perantara khusus karena diberikan oleh negara.
Istilah lain dari makelar adalah broker
(lihat CST. Kansil)
• Contoh praktek makelar sesuai KUHD di
atas salah satunya adalah profesi Pialang Pasar Modal.
•
Perhatikan ilustrasi berikut tentang Pialang (broker) saham
Pada saat Anda melakukan
pembelian saham dimana posisi Anda sebagai INVESTOR BELI dan Anda harus
menghubungi PIALANG BELI yang kemudian meneruskan instruksi Anda tersebut
kepada Pialang/WPPE-nya (Wakil Perantara
Pedagang Efek) yang berada di
Lantai Bursa (trading floor).
• Instruksi beli tersebut dimasukkan (entry)
ke systemkomputer perdagangan otomatis di Lantai Bursa yang dikenal dengan
sebutan JATS (Jakarta Automated Trading Systems). Sistem komputer
tersebut menggunakan system
tawar-menawar
sehingga untuk aktivitas beli akan diambil dari harga tertinggi dan sebaliknya
untuk aktivitas jual diambil dari harga terendah.
• Jika Anda ingin
melakukan penjualan saham, maka posisi Anda adalah sebagai INVESTOR JUAL. Pada
dasarnya proses yang dilakukan sama yaitu Anda harus menghubungi PIALANG JUAL
dan seterusnya.
Langganan:
Postingan (Atom)