Definisi Gotong Royong
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang saling berinteraksi
satu sama lain, oleh karenanya dalam suatu masyarakat terdapat kelompok-kelompok
yang berbeda antara satu dengan kelompok yang lain.
Perbedaan kelompok dan kualitas individu yang ada dalam masyarakat
tersebut, mengakibatkan munculnya ketertiban, keselarasan dan rasa solidaritas
diantara sesama. Solidaritas dalam konteks penelitian ini adalah keterikatan erat
antara individu yang satu dengan individu yang lain pada situasi sosial tertentu.
Solidaritas yang muncul dalam setiap kelompok masyarakat disebabkan
adanya beberapa persamaan, seperti persamaan kebutuhan, keturunan, dan tempat
tinggal. Oleh karena itu solidaritas menurut Doyle (1986:181) menunjuk pada suatu
hubungan antara individu atau kelompok berdasarkan perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut dan di perkuat oleh pengalaman emosional bersama, ikatan
ini lebih mendasar daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan
rasional.
Setiap individu yang terikat dalam suatu ikatan solidaritas kelompok
masyarakat, memiliki kesadaran kolektif yang sama. Kesadaran kolektif adalah
keseluruhan keyakinan dan perasaan yang membentuk sistem tertentu dan dimiliki
bersama. Kesadaran kolektif memiliki sifat sakral karena mengharuskan rasa hormat dan ketaatan, hal tersebut dapat tercipta dengan baik apabila prilaku individu dalam
kelompok masyarakat telah sesuai dengan sistem yang ada. Khaldun (dalam
Soekanto. 1990:26).
Solidaritas dalam bentuk keterkaitannya sering muncul dalam aktivitas gotong
royong, menurut Koentjaraningrat (1961: 2), gotong royong adalah kerjasama
diantara anggota-anggota suatu komunitas. Lebih lanjut gotong royong dapat di
golongkan kedalam tujuh jenis, yakni: Pertama. Gotong royong yang timbul bila ada
kematian atau beberapa kesengsaraan lain yang menimpa penghuni desa. Kedua.
Gotong royong yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa. Ketiga. Gotong royong
yang terjadi bila seorang penduduk desa menyelenggarakan suatu pesta. Keempat.
Sistem gotong royong yang dipraktekkan untuk memelihara dan membersihkan
kuburan nenek moyang. Kelima. Gotong royong dalam membangun rumah. Keenam.
Gotong royong dalam pertanian. Ketujuh. Gotong royong yang berdasarkan pada
kewajiban kuli dalam menyumbangkan tenaga manusia untuk kepentingan
masyarakat (Koentjaraningrat, 1997: 32-33).
Aktivitas gotong royong ini sering dijumpai di setiap daerah yang masing
masing memiliki latar kebudayaan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah
kelompok masyarakat Jawa pedesaan, hubungan sosial desa di Jawa sebagian besar
berdasarkan sistem gotong royong, walaupun gotong royong tidak terbatas pada
hubungan keluarga saja, namun sistem itu oleh kelompok masyarakat desa di Jawa
dipahami sebagai perluasan hubungan kekerabatan yang mempunyai pengaruh kuat
atas seluruh kompleks hubungan interpersonal di seluruh desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar